Antonov mengatakan Rusia belum memiliki calon pengganti 24 diplomat yang diminta pergi karena pengajuan visa mereka diperketat AS secara mendadak.
 
Menurutnya, hubungan antara AS dan Rusia "sayangnya" tidak membaik meski Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin telah bertemu pada Juni lalu.
"Hubungan kedua negara sudah mencapai titik di mana otoritas AS membatalkan visa valid dari pasangan atau anak-anak staf kami tanpa alasan apapun," ujar Antonov, dilansir dari laman The Hill, Senin, 2 Agustus 2021.
"Penundaan pemberian visa yang sudah kedaluwarsa juga bertujuan untuk memangkas staf diplomatik Rusia. Sekitar 60 kolega saya tidak dapat kembali ke kampung halaman mereka, bahkan di bawah situasi kemanusiaan sekalipun," sambungnya.
April lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengumumkan bahwa Moskow akan merekomendasikan pengusiran 10 diplomat AS sebagai respons atas sanksi Negeri Paman Sam.
Dubes AS untuk Rusia John Sullivan telah kembali ke AS usai pengumuman tersebut. Belakangan ini, Sullivan sudah kembali lagi ke Rusia.
"Kami sudah cukup lama menahan diri, namun gelombang agresi lainnya dari AS pada April lalu membuat kami harus mengambil langkah-langkah tambahan," sebut Antonov.
Merespons ucapan Antonov, juru bicara Kemenlu AS Ned Price membantah jika pihaknya menggunakan visa untuk membalas langkah Rusia. Price menegaskan bahwa setiap warga Rusia di AS harus mengulang kembali prosedur visa mereka dari awal jika masa berlakunya sudah habis.
Baca: Biden Tuduh Rusia Coba Ganggu Pemilu Sela AS di 2022
(WIL)