Dilansir dari laman AFP, pengamanan jalannya aksi protes berlangsung ketat, dengan kehadiran polisi militer serta petugas keamanan reguler.
Pengamanan diperketat usai terjadinya bentrokan antara pengunjuk rasa dan aktivis sayap kanan dalam aksi protes yang berlangsung selama sembilan hari berturut-turut.
Lebih dari 400 ribu orang berunjuk rasa di Polandia pada Rabu kemarin. Pihak penyelenggara aksi berharap akan ada lebih banyak orang dari berbagai penjuru Polandia di Warsawa.
Pihak penyelenggara gerakan protes ini terancam dijerat hukum karena melanggar aturan pandemi virus korona (covid-19), yakni larangan berkumpul lebih dari lima orang.
Aksi protes yang lebih kecil diperkirakan akan terjadi di beberaoa kota lain seperti Krakow dan Wroclam. Tidak hanya di Polandia, demonstrasi juga diperkirakan terjadi di Barcelona, Wina, dan lainnya.
Demonstrasi massa menentang aborsi dimulai pekan kemarin saat Mahkamah Konstitusi Polandia memutuskan bahwa hukum seputar aborsi saat ini "tidak sejalan" dengan konstitusi negara.
Pedemo memfokuskan kemarahan mereka kepada partai berkuasa di Polandia, PiS, yang jajaran anggota parlemennya meminta Mahkamah Konstitusi untuk mengubah aturan aborsi.
Polandia, dengan sebagian besar warganya adalah penganut Katolik taat, adalah salah satu negara di Eropa dengan aturan aborsi yang ketat. Putusan Mahkamah Konstitusi Polandia akan semakin memperketat aturan tersebut.
Terdapat sekitar 2.000 aborsi legal pada setiap tahunnya di Polandia, meski sejumlah grup perempuan mengestimasi angka sebenarnya mencapai 200 ribu -- ilegal atau di luar negeri.
Baca: Polandia Larang Aborsi, Rakyat Protes Besar-besaran
(WIL)