"Mereka tidak mengizinkan saya masuk (gedung kedutaan). Mereka bilang sudah mendapat instruksi dari ibu kota (Myanmar), jadi mereka tidak lagi mengizinkan saya masuk," tutur Kyaw dilansir dari Anadolu, Kamis, 8 April 2021.
Kyaw menuturkan ia dikurung saat berbicara dengan media lokal. Ia menggambarkan insiden itu sebagai 'kudeta di tengah London'.
"Ini kudeta. Kita berada di Inggris, bukan di Myanmar, di Burma. Mereka tidak bisa melakukan ini. Pemerintah Inggris tidak akan mengizinkan hal ini terjadi, Anda akan melihatnya," tegas dia.
Seorang pengguna Twitter mengatakan saat ini Komunitas Burma di London saat ini berkumpul di kedutaan Myanmar setelah mendengar gedung tersebut direbut militer.
Kyaw menyatakan penentangannya terhadap kudeta militer di Myanmar. Ia mendesak pemimpin sipil, Aung San Suu Kyi dibebaskan.
Ia juga telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab untuk mengutuk kekejaman militer di Myanmar. Televisi pemerintah negara mengatakan ia dipanggil kembali karena merilis pernyataan yang tidak sah.
Kelompok hak sipil berbasis di Myanmar melaporkan sekitar 581 orang di Myanmar tewas sejak militer negara itu merebut kendali pada 1 Februari lalu.
Hingga 6 April, total 2.750 orang ditahan dan 38 diantaranya dijatuhi hukuman. Hal ini disampaikan Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP).
(FJR)