"Kami sekarang memiliki semua bagian untuk distribusi cepat vaksin. Tapi kami masih perlu meningkatkan produksi," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam keterangan tertulis WHO yang diterima Medcom.id, Selasa 16 Februari 2021.
“Hari ini, WHO memberikan daftar penggunaan darurat untuk dua versi vaksin Oxford-AstraZeneca, memberikan lampu hijau untuk vaksin ini untuk diluncurkan secara global melalui COVAX. Salah satu vaksin diproduksi oleh SKBio di Korea Selatan dan yang lainnya diproduksi oleh Serum Institute of India,” sebut pernyataan itu.
Tedros menambahkan, meskipun kedua perusahaan memproduksi vaksin yang sama namun karena dibuat di pabrik produksi yang berbeda, mereka memerlukan tinjauan dan persetujuan terpisah.
Mantan Menlu Ethiopia itu menambahkan, daftar penggunaan darurat WHO menilai dan menjamin kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin covid-19. Ini merupakan prasyarat agar vaksin dapat didistribusikan oleh COVAX.
Daftar ini diselesaikan hanya dalam waktu kurang dari empat minggu sejak WHO menerima berkas lengkap dari produsen.
“Selain vaksin Pfizer-BioNTech, ini sekarang adalah vaksin kedua dan ketiga yang menerima daftar penggunaan darurat. Kami sekarang memiliki semua bagian untuk distribusi vaksin yang cepat,” sebutnya.
"Kami terus mengimbau para pengembang vaksin covid-19 untuk menyerahkan berkas mereka ke WHO untuk ditinjau pada saat yang sama saat mereka menyerahkannya ke regulator di negara-negara berpenghasilan tinggi," kata Tedros.
Sementara AstraZeneca mengatakan, pada paruh pertama 2021, diharapkan lebih dari 300 juta dosis vaksin virus korona akan tersedia untuk 145 negara melalui COVAX, sambil menunggu pasokan dan tantangan operasional.
Daftar oleh badan kesehatan PBB muncul beberapa hari setelah panel WHO memberikan rekomendasi sementara tentang vaksin AstraZeneca. Rekomendasi panel itu mengatakan dua dosis dengan interval sekitar 8 hingga 12 minggu harus diberikan kepada semua orang dewasa, dan dapat digunakan di negara-negara dengan varian baru covid-19 yang muncul di Afrika Selatan.
(FJR)