"Jalur diplomasi sudah terbuka. Tapi Iran masih cukup jauh dari kepatuhan mereka (terhadap perjanjian nuklir 2015). Jadi kita lihat saja ke depannya seperti apa," kata Blinken kepada National Public Radio, dilansir dari laman The National pada Rabu, 17 Februari 2021.
Saat ditanya apakah langkah-langkah sudah diambil untuk melanjutkan diplomasi langsung dengan Iran, Blinken kembali menyinggung mengenai sikap Biden. Ia menegaskan bahwa AS baru akan kembali ke perjanjian nuklir 2015 -- Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) -- jika Iran mematuhinya secara menyeluruh terlebih dahulu.
"Presiden sudah berulang kali menegaskan di muka publik mengenai posisi kami. Saat ini kami sedang menanti reaksi Iran," tutur Blinken.
Pewawancara terus mendesak Blinken, yang dinilai tidak menjawab pertanyaan mengenai diplomasi langsung. "Tapi ini artinya diplomasi tetap akan ada nanti?" tanyanya.
Blinken menjawab: "Mungkin saja nanti ada. Jika nantinya ada semacam keterlibatan (antara AS dan Iran), maka hal tersebut membutuhkan diplomasi."
Pada 2018, mantan presiden AS Donald Trump menarik diri dari JCPOA dan menjatuhkan sanksi kepada Iran. Iran pun marah, dan melanggar poin JCPOA dengan meningkatkan pengayaan uranium, bahan kimia yang merupakan salah satu elemen utama senjata nuklir.
Iran berulang kali mengekspresikan kesediaannya untuk kembali mematuhi JCPOA, namun meminta agar AS terlebih dahulu kembali ke perjanjian tersebut.
Baca: Kesal Sikap AS, Iran Ancam Langgar Kesepakatan Nuklir
(WIL)