Pemilu ini biasanya merujuk para pemilihan legislatif. Di Amerika Serikat, pemilu ini dirancang bagi pemilih untuk teratur memilih perwakilan.
Biasanya, masa jabatan pejabat yang dipilih hanya berlangsung beberapa tahun. Jadi, pemilu ini berfungsi untuk menggantikan kursi yang kosong karena akhir masa jabatan.
Para petahana atau pejabat yang sebelumnya dipilih, dapat kembali lagi ke kursi mereka jika belum melampaui batas masa jabatan dan menerima mayoritas suara lagi.
Di Negeri Paman Sam, dua partai besar, Demokrat dan Republik bersaing untuk mendapatkan kursi mayoritas di midterm election ini. Dalam pembaruan kepada pers internasional, peneliti senior Pew Research Center, Bradley Jones menyampaikan mengenai gambaran umum pola pemungutan suara di AS.
Ia mencatat, sejak 1950-an, ada perbedaan yang stabil antara kedua partai besar ini.
"Pada 2017, 97 persen dari semua Demokrat lebih liberal daripada rata-rata Republikan, dan 95 persen dari semua Republikan lebih konservatif dari rata-rata Demokrat," katanya dalam Washington Foreign Press Center’s 2022 United States Midterm Elections Virtual Briefing Series.
Jones menjelaskan, ada kategorisasi nyata dari dua partai besar itu, yakni Partai Republik dengan politik kanan dan Partai Demokrat dengan politik kiri. Jika polanya stabil, kesenjangan besar kedua partai ini adalah kebijakan dan sikapnya, seperti halnya dalam kebijakan senjata, sikap rasial, dan iklim.
"Ketika kita mempertimbangkan perbedaan berdasarkan ras, agama, jenis kelamin, atau usia, keberpihakan dipandang sebagai satu-satunya divisi terpenting dalam politik Amerika," tuturnya.