Rekrutmen calon astronot (parastronot) untuk kebutuhan fungsional tambahan ini akan dilaksanakan secara paralel dan seinklusif mungkin. ESA meminta Komite Paralimpiade Internasional (IPC) untuk memberi pertimbangan tentang rencana rekrutmen parastronot ini.
"Secara eksplisit, individu ini akan melakukan misi luar angkasa yang penting. Jadi, mereka akan berpartisipasi dalam semua operasi normal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)," papar Direktur Program Robotika dan Penerbangan Luar Angkasa ESA, David Parker, dilansir dari BBC, Selasa, 16 Februari 2021.
Dia mengatakan ESA berusaha membuka kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat Uni Eropa yang mendanai agensi tersebut, tak terkecuali kelompok penyandang disabilitas. Dia menyebut kebijakan perekrutan parastronot ini akan memberi makna penting bagi seluruh orang.
Baca: Rusia Luncurkan Misi Baru ke ISS
Parker menyebut setiap astronot yang lolos rekrutmet akan menjalani serentetan pelatihan kelayakan, seperti keselamatan dan dukungan teknis. Parastronot yang telah lolos seleksi ini juga akan menandatangani kontrak kewajiban untuk mengikuti seluruh misi eksplorasi luar angkasa yang dijalankan ESA.
ESA sedang mengupayakan suatu gebrakan untuk mendorong keberagaman dalam berbagai misi eksplorasi luar angkasanya. Proses rekrutmen ini diharapkan dapat menyaring empat orang untuk masuk anggota baru korps astronot ESA yang berbasis di Cologne, Jerman.
Parastronot ini kemudian akan masuk dalam daftar pemberangkatan astronot menuju International Space Station (ISS). Untuk memberangkatkan parastronotnya ini ke ISS, ESA telah menjalin sejumlah kerja sama seperti SpaceX dan Boeing. (Bagus Pradana)
(SUR)