Ada kekhawatiran bahwa beberapa varian, seperti yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil, dapat mengurangi keefektifan vaksin covid-19 generasi pertama. Karenanya, produsen berupaya menyesuaikan formula dosis mereka.
Proses yang dipercepat didasarkan pada yang digunakan untuk vaksin flu musiman setiap tahun, kata Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA). Nantinya akan didasarkan pada bukti bahwa dosis itu menciptakan respons kekebalan, daripada menggunakan uji klinis lengkap.
"Prioritas kami adalah memberikan vaksin yang efektif kepada publik dalam waktu sesingkat mungkin tanpa mengorbankan keamanan," kata Kepala Ilmuwan MHRA, Christian Schneider, dilansir dari AFP, Kamis, 4 Maret 2021.
"Jika ada modifikasi pada vaksin covid-19 resmi diperlukan, pendekatan pengaturan ini akan membantu melakukan hal itu," imbuhnya.
Baca juga: Arab Saudi Wajibkan Vaksinasi Covid-19 bagi Jemaah Calon Haji 2021
MHRA mengatakan bahwa peneliti akan dapat mengukur perlindungan dengan melihat antibodi dalam darah setelah vaksinasi. Selain data tentang tanggapan kekebalan, pembuat vaksin akan membutuhkan bukti bahwa vaksin tersebut aman.
MHRA mengatakan, data dari uji klinis asli dan bukti vaksinasi di dunia dapat digunakan untuk persetujuan. Mereka menambahkan, telah mengembangkan saran tersebut sehubungan dengan regulator di Australia, Kanada, Singapura, dan Swiss.
AstraZeneca, Pfizer dan Moderna, pembuat tiga vaksin yang telah disetujui MHRA untuk digunakan sejauh ini, semuanya mengatakan mereka bertujuan untuk memodifikasi suntikan mereka untuk mengatasi varian tahun ini.
Inggris, yang meluncurkan program vaksinasi dengan vaksin yang dibuat oleh AstraZeneca dan Pfizer, telah memberikan dosis pertama kepada lebih dari 20 juta orang. Meskipun ada persetujuan peraturan, vaksin Moderna belum diluncurkan di negara tersebut.
(FJR)