Sejauh ini, polisi Turki telah menahan 10 mantan komandan angkatan laut dan memerintahkan empat orang lainnya untuk menyerahkan diri. Penangkapan dilakukan usai mereka menerbitkan surat terbuka yang mengkritik usulan proyek Kanal Istanbul.
Sejarah Turki dipenuhi kudeta militer, terlebih pascaera Kekaisaran Ottoman. "Tugas pensiunan laksamana bukan untuk menerbitkan deklarasi yang mengisyaratkan kudeta politik," kata Erdogan, dilansir dari AFP, Selasa, 6 April 2021.
"Di negara yang masa lalunya penuh kudeta, upaya (lain) oleh sekelompok pensiunan laksamana tidak akan pernah bisa diterima," tegasnya.
Dalam hal ini, kemarahan Erdogan diarahkan pada surat yang diterbitkan 104 mantan laksamana selama akhir pekan kemarin. Mereka mendesak Erdogan mematuhi ketentuan Konvensi Montreux 1936.
Perjanjian tersebut bertujuan melakukan demiliterisasi Laut Hitam dengan menetapkan aturan ketat tentang jalur kapal perang melalui selat Bosphorus dan Dardanelles.
Namun, rencana Erdogan untuk membangun jalur pelayaran baru sepanjang 45 kilometer yang membentang ke barat Bosphorus memicu pertanyaan, apakah perjanjian lama akan berlaku untuk proyek kanal yang diusulkan pemerintah?
Menurut para pensiunan laksamana, Konvensi Montreux 1936 didesain untuk "melindungi kepentingan Turki."
Percobaan kudeta pernah terjadi di Turki pada 2016. Erdogan menuding upaya menggulingkan pemerintahan tersebut dirancang oleh ulama Fethullah Gulen yang hidup terasing di Amerika Serikat. Gulen membantah tuduhan tersebut.
Baca: Total 265 Orang Tewas dalam Kudeta Turki
(WIL)