Ribuan orang berkumpul di sebuah bandara di Moskow untuk menyambut kedatangan Navalny dari Berlin. Namun Navalny tidak jadi mendarat di bandara tersebut karena pesawatnya dialihkan. Navalny mendarat di bandara Sheremetyevo.
Navalny menyalahkan otoritas Rusia atas percobaan pembunuhan terhadap dirinya tahun lalu. Kremlin membantah tuduhan tersebut.
Namun tuduhan Navalny didukung laporan dari sejumlah jurnalis investigatif. Kabar penangkapan Navalny langsung memicu kecaman dari Uni Eropa, Prancis, dan Italia, yang mendesak agar dirinya segera dibebaskan.
Calon penasihat keamanan untuk pemerintahan Joe Biden di Amerika Serikat turut mengecam penangkapan Navalny. "Serangan Kremlin terhadap Navalny bukan hanya pelanggaran hak asasi manusia, tapi juga pelanggaran terhadap masyarakat Rusia yang ingin suara mereka didengar," tutur Jake Sullivan.
Saat Navalny diserang racun pada Agustus tahun lalu dan tumbang dalam penerbangan di Siberia, ia diterbangkan ke Jerman untuk dirawat. Usai pulih, ia berencana pulang ke Rusia.
Baca: Alexei Navalny akan Kembali ke Rusia usai Diserang Racun
Pada Minggu kemarin, ia pun menepati janjinya. Ia naik pesawat maskapai Pobeda Airlines meski ada ancaman dirinya akan ditahan begitu mendarat.
Pesawat tersebut dipenuji jurnalis, termasuk Andrey Kozenko dari BBC Russian Service. Beberapa saat sebelum mendarat, pilot mengumumkan bahwa karena adanya "alasan teknis," pesawat dialihkan dari bandara Vnukovo ke Sheremetyevo.
"Saya tahu saya bertindak benar. Saya tidak takut apa-apa," tutur Navalny beberapa menit sebelum ditangkap. " Apakah kalian sudah menanti saya sejak lama?" tanyanya kepada petugas penjaga perbatasan yang hendak menangkap dirinya.
Sebelum ditangkap, Navalny mencium istrinya, Yulia. Pengacara Navalny tidak diizinkan mendampingi kliennya saat ditangkap. Saat ini Navalny ditahan di sebuah kantor polisi di Moskow.
(WIL)