Martin Tobin, seorang ahli paru mengatakan, kepada juri pada sidang pembunuhan dan pembunuhan yang dilakukan Chauvin bahwa dia telah menonton video penangkapan Floyd pada 25 Mei 2020 ‘ratusan kali’.
"Floyd meninggal karena kekurangan oksigen," kata Tobin kepada sembilan wanita, lima orang juri yang mendengarkan kasus profil tinggi di ruang sidang Minneapolis yang dijaga ketat.
"Ini menyebabkan kerusakan pada otaknya dan aritmia -,kondisi detak jantung tidak teratur,- yang menyebabkan jantungnya berhenti,” imbuh Tobin.
Chauvin yang berusia 45 tahun dan berkulit putih -,terlihat dalam sebuah video yang diambil oleh seorang warga melintas,- tengah berlutut di leher Floyd selama lebih dari sembilan menit. Akibatnya pria Afrika-Amerika berusia 46 tahun itu tersentak dan berulang kali mengeluh bahwa dia "tidak bisa bernafas”.
Video penangkapan Floyd memicu protes terhadap ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.
Tobin mengatakan, napas Floyd melemah karena dia ‘ditekan’ dengan telungkup di jalan, diborgol dan Chauvin. Chauvin beserta petugas polisi lainnya menekan Floyd di bagian leher dan punggungnya.
Tobin berkata bahwa sebagai seorang dokter di unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit Chicago, mengatakan, “sayangnya saya sangat akrab dengan melihat orang kehilangan nyawanya.”
Dia memberikan komentar karena video grafis dari apa yang dia katakan sebagai momen kematian Floyd ditunjukkan kepada juri yang penuh perhatian.