Washington: Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa pengakuan AS terhadap status kepemimpinan Taliban "masih sangat jauh," setelah kelompok tersebut menguasai sepenuhnya Afghanistan pada 15 Agustus.
Pernyataan disampaikan Biden dalam merespons pertanyaan awak media seputar isu Afghanistan dan Taliban.
"Masih sangat jauh," tegas Biden kepada para reporter di Gedung Putih, dilansir dari laman Anadolu Agency, Selasa, 7 September 2021.
Kamis pekan kemarin, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa AS tidak terburu-buru untuk mengakui status Taliban di Afghanistan. Ia menegaskan, Washington akan terus memantau Taliban dan memberikan penilaian semata dari "aksi dan tindakan mereka."
Pada 31 Agustus, AS resmi mengakhiri misi militer mereka di Afghanistan. Seluruh pasukan AS sudah ditarik dari negara tersebut, mengakhiri perang terpanjang Negeri Paman Sam.
Dua pekan sebelum 31 Agustus, Taliban merebut ibu kota Kabul dalam sebuah operasi cepat. Taliban kemudian merayakan kepergian pasukan AS, dan berjanji akan membentuk pemerintahan inklusif yang melibatkan semua elemen masyarakat Afghanistan.
Namun banyak pihak, termasuk masyarakat Afghanistan, skeptis terhadap janji-janji Taliban. Sebagian pihak kini cenderung menanti dan menyaksikan langkah Taliban, apakah mereka akan mengimplementasikan rangkaian janji tersebut atau tidak.
Selain soal pemerintahan inklusif, Taliban juga berjanji melindungi hak-hak perempuan, memberikan amnesti umum kepada seluruh masyarakat Afghanistan, dan membuka akses aman bagi mereka yang ingin pergi ke luar negeri.
Baca: Joe Biden Menanti Implementasi Janji-Janji Taliban
(WIL)
Cara untuk mendapatkan Berita terbaru dari kami.
Ikuti langkah berikut ini untuk mendapatkan notifikasi
- Akses Pengaturan/Setting Browser Anda
- Akses Notifications pada Pengaturan/Setting Browser Anda
- Cari https://m.medcom.id pada List Sites Notifications
- Klik Allow pada List Notifications tersebut
Anda Selesai.
Powered by Medcom.id