Ketiga negara juga menyepakati perlunya mengimplementasikan penuh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) terhadap Korut, serta "mencegah proliferasi, dan bekerja sama dalam mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea."
Dilansirn dari laman The Straits Times pada Sabtu, 3 April 2021, penasihat keamanan ketiga negara juga mendiskusikan semangat bekerja sama dalam mengatasi berbagai tantangan seperti Covid-19, perubahan iklim, dan mendorong kembalinya Myanmar ke jalur demokrasi.
Dialog ketiga negara digelar di Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland. Ini merupakan pertemuan level tertinggi antar ketiga negara sejak Biden berkuasa sejak 20 Januari lalu, dan yang pertama sejak meningkatkan ketegangan terkait uji coba rudal balistik Korut pekan kemarin.
Baca: Adik Kim Jong-un Sebut Presiden Korsel 'Burung Beo' Peliharaan AS
Biden, yang saat ini sedang memfinalisasi kebijakan terkait Korut, mengatakan pada pekan kemarin bahwa AS tetap terbuka untuk berdiplomasi dengan Korut meski Pyongyang telah melakukan uji coba misil balistik.
Namun Washington menegaskan bahwa akan ada konsekuensi jika Korut justru meningkatkan ketegangan saat ini.
Kamis kemarin, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa denuklirisasi tetap menjadi jantung kebijakan luar negeri Washington. Ia menekankan segala bentuk pendekatan terhadap Pyongyang harus dilakukan "sejalan" dengan kebijakan mitra-mitra terdekat, termasuk Jepang dan Korsel.
Pendahulu Biden, Donald Trump, telah tiga kali menggelar pertemuan dengan pemimpin Korut Kim Jong-un. Namun tiga pertemuan tersebut tidak menghasilkan terobosan apapun selain penundaan uji coba nuklir dan misil antarbenua Korut.
Pemerintahan AS di bawah Biden dipandang cenderung ingin berdialog dengan Korut, namun sejauh ini belum menjadwalkan pertemuan apapun.
(WIL)