"AS mengutuk keras keputusan Rusia untuk menangkap Alexei Navalny," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.
"Kami mencatat bahwa ini adalah penangkapan terbaru dari serangkaian upaya membungkam Navalny, tokoh oposisi lain, serta suara-suara independen yang kritis terhadap otoritas Rusia," imbuhnya, dilansir dari laman AFP pada Senin, 18 Januari 2021.
Navalny ditahan usai terbang ke Moskow dari Jerman, lima bulan usai dirinya hampir tewas dalam serangan gas syaraf Novichok. Pria 44 tahun itu digiring polisi di pos pemeriksaan paspor di bandara Sheremetyevo.
Baca: Terduga Agen Rusia Mengaku Taruh Racun di Celana Dalam Navalny
Ribuan orang berkumpul di sebuah bandara di Moskow untuk menyambut kedatangan Navalny dari Berlin. Namun Navalny tidak jadi mendarat di bandara tersebut karena pesawatnya dialihkan. Navalny mendarat di bandara Sheremetyevo.
Navalny menyalahkan otoritas Rusia atas percobaan pembunuhan terhadap dirinya tahun lalu. Kremlin membantah tuduhan tersebut. Namun tuduhan Navalny didukung laporan dari sejumlah jurnalis investigatif.
Tak hanya AS, kecaman penangkapan Navalny juga didapat dari Uni Eropa, Prancis, dan Italia. Mereka mendesak Navalny segera dibebaskan.
(WIL)