"Dari 30 laporan (pembekuan darah) yang masuk, sayangnya tujuh telah meninggal," kata MHRA dalam sebuah pernyataan, dilansir dari France24, Sabtu, 3 April 2021.
Meski demikian, mereka menegaskan bahwa manfaat vaksin terhadap virus korona (covid-19) masih lebih besar daripada risikonya. MHRA mendesak masyarakat untuk tetap divaksin.
Hingga 24 Maret, tercatat 22 laporan trombosis sinus vena serebral (CVST) dan delapan kejadian trombosis lainnya dengan trombosit rendah. "Risiko memiliki jenis bekuan darah khusus ini sangat kecil," kata badan tersebut.
"Jumlah dan sifat dugaan reaksi merugikan yang dilaporkan sejauh ini tidak biasa dibandingkan dengan jenis lain dari vaksin yang digunakan secara rutin," kata pernyataan online MHRA.
Laporan hanya terjadi pada orang yang disuntik vaksin AstraZeneca. Tidak ada laporan efek samping parah untuk vaksin Pfizer-BioNTech.
Pada Jumat kemarin, Belanda ikut menghentikan vaksinasi dengan suntikan AstraZeneca untuk orang di bawah 60 tahun karena kekhawatiran terkait kasus pembekuan darah. Langkah itu dilakukan setelah lima kasus baru di Belanda mempengaruhi wanita berusia antara 25 dan 65 tahun, salah satunya meninggal.
Baca juga: AS Mungkin Tidak Membutuhkan Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Agensi Obat Eropa (EMA) yang sebelumnya menyatakan vaksin AstraZeneca aman, diharapkan memberikan saran terbaru mengenai masalah ini pada 7 April mendatang. Hal serupa juga akan dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
(WIL)