Lori Vinson, perawat asal Morganfield, Kentucky, mengatakan kepada kantor berita WFIE bahwa dirinya senang dapat ikut serta dalam penyerbuan ke Gedung Capitol. Menurut Vinson, momen itu akan selalu dikenangnya sepanjang masa.
"Orang-orang bertanya, 'apakah kamu menyesal melakukan hal tersebut,?'" sebut Vinson. "Tentu saja tidak. Saya sama sekali tidak menyesal, dan malah ingin melakukannya lagi nanti," lanjutnya, dilansir dari laman New York Post pada Minggu, 17 Januari 2021.
Usai kerusuhan di Gedung Capitol, Vinson dipecat dari pekerjaannya di Ascension St. Vincent di Evansville, Indiana pada 8 Januari. Meski menjadi pengangguran, ia mengaku tidak memiliki penyesalan.
"Saya ada di sana untuk berunjuk rasa secara damai, dan itulah yang saya lakukan," kata Vinson. "Saya merasa tidak melakukan kesalahan apapun," lanjutnya.
Saat memasuki Gedung Capitol, Vinson merasa menjadi seorang turis karena tidak dihalang-halangi oleh polisi. Ia mengklaim aparat keamanan tidak berusaha menghentikan massa yang hendak masuk ke gedung.
"Pintunya terbuka, orang-orang masuk, tidak ada tanda 'dilarang masuk' atau apapun," ucap Vinson kepada media WZTV. "Tidak ada polisi yang berkata, 'kalian dilarang masuk,'" lanjutnya.
Vinson mengaku telah dihubungi Biro Investigasi Federal (FBI) mengenai keterlibatannya dalam aksi protes di Capitol. Namun sejauh ini, ia belum dikenai dakwaan apapun.
Lebih dari 125 orang telah ditangkap atas dakwaan pencurian, memasuki gedung federal tanpa izin, dan kepemilikan senjata terkait kerusuhan di Gedung Capitol. Lima orang tewas dalam penyerbuan tersebut, termasuk seorang polisi.
Presiden AS Donald Trump dimakzulkan untuk kali kedua oleh Dewan Perwakilan Rakyat atas perannya dalam kerusuhan tersebut.
Baca: Sejarah! Trump Dimakzulkan untuk Kedua Kalinya
(WIL)