Fakhrizadeh tewas usai diserang sekelompok orang di kota Absard, Iran pada Jumat pekan kemarin. Iran menyalahkan Israel sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut.
"Hilangnya seorang ilmuwan Muslim adalah kerugian bagi seluruh dunia Muslim," kata Perwakilan Tetap Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Abdallah al-Mouallimi, dalam wawancara bersama kantor berita RT.
"Saya menyerukan kepada Iran untuk tidak bereaksi secara emosional dan spontan, karena hal itu tidak akan mendatangkan hasil positif," sambungnya, dikutip dari laman Yeni Safak pada Rabu, 2 Desember 2020.
Baca: Pejabat Israel: Dunia Harus Berterima Kasih atas Kematian Fakhrizadeh
Al-Mouallimi juga mendorong Iran untuk memperlihatkan itikad baiknya kepada komunitas internasional mengenai program nuklir. Selama ini, sejumlah negara -- terutama Israel dan Amerika Serikat -- menuding Iran mengembangkan program nuklir untuk membuat senjata.
Teheran membantah tuduhan tersebut, dan menegaskan program nuklirnya semata ditujukan untuk tujuan damai, salah satunya demi pemenuhan kebutuhan energi.
Masih di PBB, Perwakilan Tetap Iran Esmaeil Baghaei Hamaneh meminta Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet untuk mengambil langkah tegas terkait pembunuhan Fakhrizadeh.
Menyampaikan pesan tertulis kepada Bachelet, Hamaneh menekankan pentingnya respons cepat dari mekanisme HAM PBB atas pembunuhan Fakhrizadeh.
"Pembunuhan terhadap Fakhrizadeh merupakan pelanggaran hak-hak internasional, hak asasi manusia, dan semua nilai-nilai moral," ungkap Hamaneh.
(WIL)