Baca: Studi WHO: Covid-19 Kemungkinan Menyebar dari Kelelawar via Hewan Lain
Laporan gabungan WHO-Tiongkok juga menyebutkan bahwa hipotesis Covid-19 berasal dari laboratorium sebagai salah satu skenario yang "kemungkinan besar tidak mungkin" terjadi.
Namun WHO belum 100 persen mengesampingkan hipotesis kontroversial tersebut.
"Hipotesis kemungkinan adanya kebocoran dari lab membutuhkan investigasi lebih lanjut, mungkin dengan beberapa misi tambahan yang melibatkan tim pakar spesialis," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, dikutip dari laman France 24.
Sebagian besar data dalam laporan gabungan ini didapat WHO saat menjalankan misi ke Tiongkok. Namun WHO mengatakan tim internasional kala itu kesulitan mendapat sejumlah data terkait Covid-19.
Tedros mengatakan jika nantinya ada misi lanjutan ke Tiongkok, maka Negeri Tirai Bambu didorong untuk berbagi data secara lebih komprehensif kepada WHO.
Amerika Serikat bersama 13 negara mitra menyampaikan kekhawatiran mereka mengenai laporan gabungan WHO-Tiongkok. AS menilai misi WHO ke Tiongkok berlangsung jauh dari jadwal semula dan akses terhadap data yang diberikan Tiongkok kepada tim internasional juga relatif minim.
"Merupakan hal penting bagi para ahli dalam mendapatkan akses penuh terhadap data seputar manusia, hewan, dan lingkungan serta personel-personel yang terlibat dalam fase awal wabah untuk menentukan bagaimana pandemi ini bisa terjadi," ujar pernyataan gabungan AS dan 13 mitranya, tanpa secara eksplisit mengkritik Tiongkok.
Pemimpin tim internasional WHO dalam misi ke Tiongkok, Peter Ben Embarek, mengatakan bahwa ia dan para koleganya mendapat tekanan politik dari "segala arah" kala itu. Namun ia menegaskan, "kami tidak pernah tertekan dalam menyingkirkan elemen-elemen penting dalam laporan kami."
Ia juga menyinggung mengenai masalah "privasi" di Tiongkok sehingga beberapa data tak bisa dikeluarkan. Ben Embarek menilai isu privasi seperti itu juga kemungkinan terjadi di negara-negara lain.
(WIL)