Tim dokter di sebuah rumah sakit di Jerman mendeteksi adanya zat beracun di dalam tubuh Navalny.
"Serangan racun terhadap Alexei Navalny telah mengguncang dunia. Inggris berdiri dalam solidaritas bersama Navalny dan juga keluarganya. Kami membutuhkan investigasi menyeluruh dan transparan mengenai apa yang sebenarnya terjadi," tulis PM Johnson di Twitter.
"Para pelaku kejahatan ini harus dimintai pertanggungjawaban, dan Inggris akan bergabung dengan usaha internasional dalam memastikan keadilan ditegakkan," sambungnya, dilansir dari The National, Rabu 26 Agustus 2020.
Pernyataan PM Johnson disampaikan beberapa hari usai sejumlah anggota parlemen Inggris menandatangani sebuah surat yang mengancam akan diambilnya langkah hukum, kecuali jika pemerintah Inggris menjalankan investigasi penuh terkait dugaan intervensi Rusia dalam referendum Uni Eropa.
Sejumlah anggota parlemen berpendapat, "minimnya tindakan" oleh PM Johnson terhadap Rusia dapat mengancam keberlangsungan pemilu atau referendum di Inggris. Sebelumnya pada Juli lalu, Komite Intelijen dan Keamanan Inggris menyimpulkan bahwa pemerintahan PM Johnson tidak berusaha menginvestigasi dugaan intervensi Rusia dalam referendum UE.
Saat ini Navalny masih dirawat di rumah sakit Charite di Berlin. Sebelumnya, kelompok Cinema for Peace menerbangkan Navalny dari sebuah rumah sakit di Siberia menuju Jerman pada Sabtu kemarin.
RS Charite mengatakan, "kesehatan (Navalny) masih relatif buruk, namun saat ini tidak ada bahaya akut yang mengancam jiwanya."
Selasa kemarin, juru bicara pemerintah Rusia membantah semua tuduhan yang menyebutkan adanya keterlibatan Kremlin dalam kasus keracunan Navalny.
(WIL)