Hal ini disampaikan @TwitterSafety yang mengunci akun Presiden AS itu selama 12 jam. Penangguhan ini berlaku setelah Trump menghapus cuitannya.
Presiden 74 tahun itu sepanjang Rabu, 6 Januari 2021, terus berkicau tentang kecurangan Pilpres AS 2020. Salah satu cuitannya adalah, ia mengklaim ada yang menemukan 50.000 surat suara pada Selasa malam waktu setempat.
Bahkan, ia menyebut Pilpres AS lebih buruk dari pemilihan yang berlangsung di negara dunia ketiga. “Amerika Serikat dipermalukan oleh orang bodoh. Proses pemilu kita lebih buruk dari negara dunia ketiga!” ujar Trump.
Cuitan itu pun langsung dilabel oleh Twitter karena dianggap tidak sesuai fakta. Selain itu, cuitan-cuitan Trump lainnya dinilai memanas-manasi pendemo di Gedung Capitol.
Baca: Trump Diisukan Hendak 'Kabur' ke Skotlandia Jelang Pelantikan Biden.
Alhasil, situs microblogging yang bermarkas di San Fransisco itu menghapus tiga cuitan Trump. Cuitan itu dinilai melanggar aturan bersosial media.
"Ini berarti akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam setelah penghapusan tweet ini. Jika Tweet tidak dihapus, akun tersebut akan tetap terkunci, " ujar Twitter.
Bahkan, Twitter mengancam menutup permanen @realDonaldTrump selamanya. “Pelanggaran peraturan Twitter di masa mendatang, termasuk kebijakan integritas sipil atau ancaman kekerasan, akan mengakibatkan penangguhan permanen atas akun @realDonaldTrump,” tegas @TwitterSafety.