Mogok kerja para diplomat ini dikabarkan karena masalah keuangan di mana mereka diwajibkan mengembalikan uang yang didapat dari hasil reimbursment terkait kegiatan operasional ke Kementerian Keuangan Israel.
Dilansir dari Times of Israel, Rabu 30 Oktober 2019, Kementerian Luar Negeri bersama Kementerian Pertahanan dan Serikat Buruh Histadrut berkoordinasi untuk mogok kerja akibat peraturan ini.
"Kami menutup kegiatan kedutaan besar dan konsulat Israel di seluruh dunia. Kami juga tidak melayani permintaan kekonsuleran dan tidak ada seorang pun yang boleh masuk ke gedung kedutaan atau konsulat," sebut pernyatan dari sejumlah perwakilan Israel di dunia.
Sejumlah diplomat Israel mengeluhkan bahwa fasilitas yang mereka dapatkan di perwakilan sangat minim di samping gaji yang juga sangat rendah.
Tak hanya itu, anggaran Kementerian Luar Negeri Israel juga terus dipangkas. Pada September lalu, mereka menyatakan terpaksa menghentikan sementara seluruh kegiatan diplomatik di seluruh dunia akibat kekurangan anggaran.
Akibatnya, kegiatan diplomatik seperti kunjungan dinas luar negeri, perumusan pakta dan usulan diplomatik, menyambut rombongan jurnalis dan diplomat asing, serta renovasi bangunan perwakilan diplomatik dan Kementerian Luar Negeri ditangguhkan.
Sementara itu, Kemenkeu Israel menegaskan kebijakan itu untuk menekan dan mengubah proses pengembalian uang dan pajak yang tinggi.
(FJR)