Hal ini terbukti dari nilai transaksi impor PT Albushnaq yang mencapai USD8 juta atau setara Rp113 miliar per tahun. Perusahaan ritel asal Yordania ini setiap tahunnya, mengimpor sebanyak 220 kontainer produk Indonesia sejak 1996.
General Manager PT Albushnaq Mohammad Bushnaq mengungkapkan pihaknya telah bekerja sama dengan hampir delapan perusahaan dari Indonesia. Di antaranya PT Mayora, PT Manohara dan PT Kapal Api dengan merek paling laris berupa Good Day, Yupi, Gingerbon, Nissin, Monde, Yesco, Iyes, Wasuka, dan Kapal Api.
"Produk paling favorit itu Cappucino Good Day dan kacang Iyes. Kopi dan kacang dari Indonesia sangat populer," kata Bushnaq ditemui di kantornya, di Amman, Yordania, Jumat 29 Maret 2019.
Menurutnya pajak dan biaya pengiriman yang mahal menjadi salah satu kendala dalam mengimpor produk dari Indonesia. Namun, ia mengakali kondisi tersebut dengan menggunakan mata uang dolar AS saat bertransaksi. Lalu menjualnya kembali ke pengecer dengan menggunakan dinnar Yordania.
"Pajak dan biaya pengiriman sangat mahal. Kesulitannya itu kadang ada dokumen yang terlupakan," imbuh dia.

Produk Indonesia banyak digemari di Yordania. (Foto: Desi Angriani/Medcom.id).
Ia menambahkan ketidakpastian global yang mengguncang ekonomi Yordania turut berimbas pada dunia usaha termasuk industri ritel di negara tersebut. Karena itu, Bushnaq berencana memperluas kerja sama dengan perusahaan Indonesia lainnya guna meningkatkan kinerja perseroan.
"Sekarang masih bagus tapi tidak sebaik dulu karena Yordania sedang mengalami perlambatan ekonomi, karena itu bea masuk barang menjadi lebih mahal dan keuntungan sekarang tidak seperti dulu. Kita sedang berpikir untuk memperluas cakupan produk yang akan diimpor dari Indonesia nantinya," ungkap dia.
Adapun PT Albushnaq Trading Co menerima penghargaan Prima Duta Award dari Indonesia lantaran mengimpor produk paling banyak dari Indonesia. Penghargaan ini, kata Bushnaq menjadi buah dari kerja kerasnya dalam membangun perusahaan.
Ia telah melalang buana ke wilayah Asia sejak 1985. Saat mengunjungi Tiongkok, ia mendapat masukan untuk mencoba peruntungan di bagian jual beli makanan impor.
Bushnaq pun bertandang ke Indonesia dan mengimpor produk permen Kopiko dan mie instan untuk pertama kalinya. Permen tersebut laku keras, sedangkan mie instan kurang digemari warga Yordania karena mereka kebingungan mencampurkan bumbu dengan mie di dalam mangkok.
"Karena sering berkunjung ke Asia jadi saya sampai ke Indonesia dan memulai dengan permen yaitu Kopiko dan mie instan. Sayangnya mie goreng kurang disukai karna warga Yordania tak biasa mencampurkan atau mengaduk mie dengan bumbu," pungkas dia.
(FJR)