Duta Besar RI untuk Kerajaan Yordania Hasyimiah dan Negara Palestina, Andy Rachmianto mengatakan bantuan tersebut diberikan bertepatan dengan menguatnya isu kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diakui oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
 
"Bantuan ini diprakarsai oleh ibu-ibu DWP dan teman-teman perhimpunan pelajar Indonesia di Timur Tengah. Bantuan yang diberikan merupakan upaya dari KBRI Amman dan alhamdulillah bisa kita realisasikan. Dan Kita tau isu Suriah kembali muncul," ujarnya di Provinsi Adjlun, Yordania, Rabu 27 Maret 2019.
Ia berharap masyarakat Indonesia terus berpartisipasi dalam meringankan beban warga pengungsi Suriah dan pengungsi Palestina yang bermukim di Yordania. Bantuan tersebut akan disalurkan langsung oleh KBRI Amman, Yordania.
"Saya ingin sampaikan untuk memberikan sumbangan bisa menghubungi KBRI Amman dan kita akan mencoba memfasilitasi proses penyalurannya ke pengungsi Palestina maupun Suriah yang berada di Yordania," terangnya.
Dalam kesempatan sama, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Amman Ismi Rachmianto menuturkan paket sembako dan paket alat sanitasi sangat dibutuhkan oleh para pengungsi. Sebab, bantuan dana yang diberikan oleh Kerajaan Yordania belum mampu menutupi kebutuhan bulanan warga.
"Kami memberikan bantuan ini juga dalam rangka mothers day, kita siapkan 150 paket sembako dan 150 paket sanitasi. Mereka memang ditampung dan diberi uang bulanan 125 Dinnar Jordan tapi itu tidak mencukupi karna biaya hidup di sini lebih mahal dari Suriah," ungkap Ismi.
Di samping itu, warga pengungsi tidak memiliki kesempatan untuk mencari pekerjaan yang layak lantaran tidak memiliki kartu tanda penduduk. Dengan kata lain, mereka hidup hanya mengandalkan bantuan atau melakukan pekerjaan kasar lainnya.
"Dan juga mereka tidak bisa bekerja karena tidak punya identitas atau kartu penduduk. Jadi kami berinisiatif meringankan beban mereka untuk kebutuhan sembako dan sanitasi," tambah dia.

Pengungsi Suriah di Yordania yang mendapat bantuan sembako. (Foto: Desi Angriani/Medcom.id).
Wakil Ketua HIPMI Yordania Ihtisyam menambahkan PPI Wilayah Timur Tengah dan Afrika berhasil mengumpulkan sebanyak 866 pakaian musim dingin bagi pengungsi Suriah di Yordania. Selain pakaian, para mahasiswa juga menyalurkan uang tunai sebesar Rp12 juta dan 600 Dinnar Jordan untuk biaya rumah tangga seperti listrik dan air.
"Kami mengumpulkan 866 pakaian yang terdiri dari pakaian musim dingin, sarung tangan dan sepatu. Alhamdulillah distribusi berjalan baik da sedikit ramai. Ini baru bantuan tahap pertama dan akan kita lanjutkan ke bantuan berikutnya," ujar mahasiswa dari Universitas Yarmouk ini.
Adapun Kerajaan Yordania telah menampung sedikitnya 1,3 juta pengungsi Suriah dan 3 juta lebih pengungsi Palestina. Mereka tersebar di berbagai wilayah dan camp pengungsian di pinggiran kota.
Sejak konflik di Timur Tengah, Kerajaan Yordania mengalokasikan sebanyak 25 persen anggarannya untuk kebutuhan pengungsi Suriah maupun Palestina. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dengan nilai 125 Dinnar Jordan per satu Kepala Keluarga (KK) setiap bulannya.
Untuk pengungsi Palestina sendiri telah menetap di sejumlah rumah susun dan sebagiannya telah memiliki pekerjaan. Sementara pengungsi Suriah masih berada di camp pengungsian serta belum bekerja secara layak.
(FJR)