"Tsai Ing-wen adalah presiden wanita pertama dalam sejarah Taiwan. Saya harap ia akan membawa lebih banyak stabilitas di Taiwan dan menghidupkan kembali perekonomian kami. Kami sebagai rakyat sangat berharap padanya," ucap salah seorang warga Taiwan saat menyaksikan acara pelantikan Tsai, seperti dikutip Channel News Asia, Jumat (20/5/2016).
Sebanyak 20.000 tamu undangan dan masyarakat Taiwan bersorak-sorai menyaksikan pelantikan tersebut di luar kantor presiden. Tsai mengangkat lengan kanannya ketika ia membaca sumpah di depan bendera nasional Taiwan.
Perayaan resmi pelantikan presiden ini melibatkan sekitar 1.000 warga Taiwan dalam pertunjukan sejarah dan budaya yang berjudul 'Pride of Taiwan'.

Arak-arakan perayaan pelantikan di Taiwan/CNA
Para warga yang terlibat memainkan sebuah showcase yang mengingatkan sang presiden agar bekerja dengan baik dan mau mendengarkan suara rakyat.
Tsai menang telak pada pemilu Taiwan pada Januari lalu. Para pendukungnya berharap Tsai yang tergabung dalam Partai Progresif Demokratis bisa memperbaiki keadaan Taiwan, terutama dengan Tiongkok saat pemerintahan Ma Ying-jeou.
Ma sendiri tergabung dalam partai Kuomintang (KMT). Kuomintang adalah salah satu partai nasionalis Tiongkok dan merupakan partai politik tertua di Tiongkok.

Mantan Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou (kiri)/AFP
Partai ini bertujuan melawan Kekaisaran Qing dan mendirikan Republik Tiongkok atau yang sekarang lebih dikenal dengan Taiwan demi adanya pembaharuan di Tiongkok.
Saat kampanye, Tsai sendiri mengatakan dia ingin "mempertahankan status quo" dengan Tiongkok.
Sebelumnya, Tsai kalah dalam pemilihan presiden 2012 namun berhasil memimpin partai dalam beberapa kemenangan regional. Dia pun mendapat peningkatan dukungan dari publik karena ketidakpuasan meluas akan KMT dan cara Ma menangani ekonomi dan melebarnya kesenjangan kekayaan.
Mantan profesor akuntansi ini populer di kalangan pemuda partai, tapi belum bisa mengubah opini publik yang semakin tak senang dengan posisi partai yang dekat dengan Tiongkok dan kesulitan ekonomi pulau tersebut.
(FJR)