Berbicara dalam kongres Partai Pekerja Korut di Pyongyang menjelang pelantikan Joe Biden di Washington, Kim menegaskan bahwa penghentian kebijakan bermusuhan tersebut adalah kunci dari membaiknya hubungan AS-Korut.
"Aktivitas politik luar negeri kita harus difokuskan dalam menundukkan AS, musuh terbesar kita dan juga tantangan utama dalam pengembangan negara ini," kata Kim pada Jumat kemarin, berdasarkan laporan di kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).
"Siapapun yang berkuasa di AS, sifat asli AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," lanjutnya, dilansir dari laman The New Daily pada Sabtu, 9 Januari 2021.
Ia bertekad akan mengembangkan hubungan dengan pihak-pihak "anti-imperialis dan independen" dalam menghadapi sikap bermusuhan AS.
Sejauh ini Gedung Putih maupun Kementerian Luar Negeri AS belum berkomentar mengenai pernyataan Kim. Juru bicara tim kampanye Biden juga menolak berkomentar.
Biden, yang pernah menjadi wakil presiden di bawah Barack Obama, pernah menyebut Kim sebagai "preman" di salah satu acara kampanyenya. Pada 2019. Korut pernah menyebut Biden sebagai "anjing liar" yang perlu "dipukuli dengan tongkat."
Baca: Donald Trump Bela Joe Biden dari Ucapan Korut
Oktober lalu, Biden mengaku hanya akan bertemu Kim jika Korut bersedia menurunkan kapasitas program nuklirnya. Kim menegaskan bahwa senjata nuklir ini tidak akan disalahgunakan, namun akan terus dikembangkan.
Selama ini, Kim berkukuh meningkatkan kapasitas senjata nuklirnya demi memperkuat pertahanan nasional dari ancaman kekuatan-kekuatan asing.
(WIL)