Permusuhan berakhir 10 November dengan kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia yang membuat Azerbaijan merebut kembali wilayah yang telah dikuasai pasukan Armenia, selama lebih dari seperempat abad.
Azerbaijan belum merilis informasi tentang korban militernya hingga Kamis ketika Kementerian Pertahanan mengatakan
“2.783 tentara tewas dan lebih dari 100 masih hilang. Sementara 1.245 lainnya sedang dirawat di fasilitas medis,” ujar Kementerian Pertahanan Azerbaijan, seperti dikutip AFP, Jumat 4 Desember 2020.
“Selain itu 94 warga sipil tewas dan lebih dari 400 luka-luka dalam penembakan,” imbuh pernyataan tersebit.
Sementara, Kementerian Kesehatan Armenia mengatakan pada Rabu bahwa Setidaknya 2.718 prajurit Armenia tewas dalam pertempuran itu. Puluhan warga sipil Armenia juga tewas.
Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang separatis di sana berakhir pada tahun 1994. Perang itu membuat Nagorno-Karabakh sendiri dan wilayah sekitarnya yang substansial berada di tangan Armenia.
Dalam pertempuran sengit yang dimulai 27 September, tentara Azerbaijan mengalahkan pasukan Armenia dan masuk jauh ke dalam wilayah separatis.
Perjanjian perdamaian yang ditengahi Moskow melihat kembalinya sebagian besar Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan dan juga meminta Armenia untuk menyerahkan semua wilayah yang dikuasainya di luar wilayah separatis. Azerbaijan menyelesaikan merebut kembali wilayah itu pada hari Selasa ketika mengambil alih wilayah Lachin yang terletak antara Nagorno-Karabakh dan Armenia.
Rusia mengerahkan hampir 2.000 penjaga perdamaian untuk jangka waktu setidaknya lima tahun untuk memantau kesepakatan dan memfasilitasi kembalinya para pengungsi. Pasukan Rusia juga akan memastikan transit yang aman antara Nagorno-Karabakh dan Armenia melintasi wilayah Lachin.