Protes meletus di Maymana pekan lalu, setelah seorang komandan Taliban Uzbekistan ditahan karena diduga terkait rencana penculikan.
 
Kerusuhan tersebut memicu kekhawatiran ketegangan antara warga sipil Uzbek dan Pashtun serta anggota Taliban. Dilaporkan anggota kedua kelompok etnis tewas, namun laporan tersebut belum dikonfrimasi.
"Kami mengerahkan ratusan pasukan dari provinsi tetangga, dan situasinya kini sudah terkendali," kata seorang pejabat senior kementerian pertahanan Afghanistan bentukan Taliban, Latifullah Hakimi kepada AFP.
Baca juga: Taliban Pecat 2.800 Anggota Sejak Kembali Berkuasa di Afghanistan
Dikutip dari Channel News Asia, Senin, 17 Januari 2022, parade pada Minggu kemarin meliputi barisan pejuang bertopeng yang mengenakan pakaian tunik shalwar kameez putih, rompi tempur khaki dan penutup kepala bertuliskan pernyataan iman Muslim.
Terdapat pula puluhan personel bersenjata berat dalam pakaian kamuflase yang naik ke truk pick-up dan kendaraan lapis baja, yang disita dari pemerintahan Afghanistan terdahulu dan pasukan Amerika Serikat selama pengambilalihan kekuasaan pada Agustus 2021.
Penduduk Maymana berbaris di sepanjang rute dengan wajah dingin sambil merekam pawai tersebut.
"Dua hari lalu situasinya tidak baik karena demonstrasi, sekarang situasinya sudah normal," ucap seorang penjaga toko, Rohullah.
"Satu-satunya masalah yang kami miliki adalah banyak warga tidak punya pekerjaan, namun mereka sangat senang dengan kondisi keamanan saat ini," pungkas dia.
(WIL)