Foto palsu itu memicu kemarahan besar di Australia. Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa Beijing seharusnya "sangat malu" usai membagikan foto tersebut. Ia pun meminta Tiongkok untuk segera meminta maaf.
Satu hari berselang pada Selasa, 1 Desember 2020, Kedutaan Besar Tiongkok di Australia menolak meminta maaf dan justru balik menyerang PM Morrison.
"Tuduhan-tuduhan itu dibuat hanya untuk dua tujuan: satu, mengalihkan perhatian publik atas kekejaman sejumlah prajurit Australia," ujar Kedubes Tiongkok di Canberra, dilansir dari laman BBC.
"Dua, untuk menyalahkan Tiongkok atas memburuknya hubungan bilateral. Mungkin nanti akan ada upaya lebih lanjut dalam mendorong rasa nasionalisme domestik (di Australia)," lanjutnya.
Hubungan Tiongkok-Australia terjun bebas dalam beberapa hari terakhir. Foto palsu yang diunggah Tiongkok merupakan respons atas temuan Pasukan Pertahanan Australia mengenai sebuah "informasi kredibel."
Informasi kredibel itu menyebutkan adanya 25 prajurit Australia yang terlibat dalam pembunuhan 39 warga sipil dan tahanan antara 2009 dan 2013. Temuan itu masih diselidiki Kepolisian Australia.
Sementara itu, Selandia Baru membela Australia dalam perselisihannya dengan Tiongkok.
PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa pemerintahannya telah menghubungi Beijing secara langsung untuk mengajukan keberatan atas gambar kontroversial tersebut. Gambar tersebut diunggah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian.
Baca: Selandia Baru Dukung Australia Terkait Informasi Palsu Tiongkok
(WIL)