Bus yang mengangkut sekitar 60 pekerja pabrik itu sedang bertolak menuju sebuah kuil Buddha. Bus tertabrak kereta barang saat sedang melintasi rel dari ibu kota ke arah provinsi Chachoengsao.
Sejumlah foto dari lokasi kejadian memperlihatkan bus yang terguling dan rusak parah. Sementara kereta barang tetap berada di rel.
Gubernur Chachoengsao, Maitree Tritilanon, mengatakan bahwa perlintasan tersebut dilengkap bunyi peringatan, namun tidak memiliki penghalang untuk memblokade lalu lintas. Ia mengatakan pihaknya akan memasang polisi tidur, penghalang di perlintasan, serta memotong sejumlah pohon untuk meningkatkan visibilitas bagi pengendara.
"Mari jadikan kasus ini sebagai pelajaran. Kami akan memperbaiki sejumlah titik rawan, sehingga kecelakaan seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi," kata Maitree, dikutip dari laman The Straits Times pada Senin, 12 Oktober 2020.
Ia tidak menyebutkan penyebab kecelakaan, namun diduga terjadi karena sopir bus menerobos rel saat alarm peringatan masih berbunyi.
Kecelakaan fatal dalam bidang transportasi sering terjadi di Thailand, satu dari sejumlah negara yang berada di jajaran teratas dalam hal kematian di jalan raya. Biasanya kecelakaan lalu lintas di Thailand meliputi perilaku mengemudi ugal-ugalan, mengonsumsi minuman keras saat berkendara, dan lemahnya penegakan hukum.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia pada 2018, Thailand merupakan negara tertinggi kedua dalam hal rata-rata kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
Meski mayoritas korban kecelakaan lalu lintas di Thailand adalah pengendara sepeda motor, kecelakaan bus yang melibatkan turis dan pekerja migran sering menjadi pemberitaan utama di negara tersebut.
(WIL)