Bagi Rusia, ancaman sanksi bukan solusi yang tepat dalam menurunkan ketegangan.
 
"Kami mencoba mengatasi masalah saat ini dengan berdialog, bukan dengan pasukan atau sanksi," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva di Jakarta, Senin, 20 Desember 2021.
"Sanksi bukan gaya Rusia (dalam mengatasi masalah)," tegasnya.
Vorobieva menuturkan, pertemuan secara virtual antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden sudah dilakukan untuk membahas masalah terkini kedua negara. Ia menambahkan, saat ini Moskow telah menyerahkan draf perjanjian keamanan kepada Washington.
Perjanjian ini, kata Vorobieva, dapat menjamin keamanan antara Rusia dengan AS. Dokumen tersebut, lanjutnya, telah dipublikasikan Jumat lalu.
"Kami lebih memiliki duduk di satu meja dan berdiskusi untuk mencari penyelesaian masalah ini. Namun sayangnya, AS lebih memilih menggunakan ancaman, pasukan, dan blackmail. Jadi saya bisa mengatakan, sanksi menjadi penjara hubungan bilateral kami," lanjutnya.
Jumat lalu, Deputi Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan Rusia menginginkan jaminan hukum bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak akan melakukan aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina.