Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Pernyataan Pers Tahunan Menteri, Rabu, 6 Januari 2021, mengatakan bahwa pandemi virus korona (covid-19) menyebabkan perubahan yang besar secara global.
"Dunia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Agar dapat berkontribusi diplomasi Indonesia dituntut untuk Anticipative (antisipatif); Adaptive (adaptif); dan Agile (tangkas)," tutur Retno.
Tiga refocusing utama yang dilakukan Kemenlu antara lain perlindungan WNI di luar negeri, respons pandemi nasional baik di bidang kesehatan dan ekonomi, serta perdamaian dan stabilitas.
Dalam respons pandemi di bidang ekonomi, Retno mengatakan diplomasi ekonomi terus dilancarkan.
"Diplomasi telah berkontribusi untuk, yang pertama mendorong aktivasi kembali ekonomi tanpa mengorbankan protokol kesehatan melalui travel corridor arrangement dengan bantuan persatuan Emirat Arab, Korea Selatan, RRT, Singapura dan kerangka ASEAN. Saat ini perundingan TCA dengan Jepang masih berlangsung," katanya.
Selain ketiga prioritas yang difokuskan ulang tersebut, Indonesia juga memiliki prioritas diplomasi lain untuk 2021, di antaranya terkait upaya menjaga kedaulatan wilayah NKRI, pembangunan kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional, serta upaya mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
Retno menuturkan jika pandemi covid-19 telah memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya kerja sama global. Karenanya, Indonesia terus menggaungkan multilateral dalam setiap kesempatan.
"Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berat bagi kita semua dan bagi dunia. Namun kita perlu terus berikhtiar dan optimis. Optimisme inilah yang harus terus kita perkuat memasuki tahun 2021," pungkasnya.
Baca juga: Sepanjang 2020, 54 Ribu Kasus Melibatkan WNI Ditangani Kemenlu
(FJR)