Bom bunuh diri yang dilakukan sepasang suami istri itu melukai setidaknya 20 orang. Selain kedua pelaku, tidak ada individu yang tewas dalam aksi terorisme tersebut.
"Kami mendoakan agar semua korban luka dapat segera pulih. Kami terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam menjaga keamanan publik," ujar Kementerian Luar Negeri Singapura melalui keterangan di situs mfa pada Senin, 29 Maret 2021.
"Sejauh ini tidak ada laporan mengenai warga Singapura yang terkena dampak insiden (di Makassar)," sambungnya.
Sebelumnya, Amerika Serikat dan Turki telah sama-sama melayangkan kecamannya atas ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. "Kami sangat sedih saat mengetahui ada 20 orang yang terluka dalam serangan teroris di sebuah gereja di kota Makassar," tutur Kemenlu Turki di Ankara.
Kepolisian Makassar mengatakan, dua pelaku bom bunuh diri mencoba memasuki Gereja Katedral Makassar pada Minggu pagi, saat para jemaat sedang menggelar misa Minggu Palma menjelang perayaan Paskah.
Dua pelaku dipastikan tewas di lokasi kejadian. Presiden Joko Widodo mengutuk keras ledakan di Makassar, dan menyebutnya sebagai sebuah "aksi teroris."
"Amerika Serikat mengutuk keras serangan terhadap Gereja Katedral Makassar pagi hari ini. Belasungkawa mendalam kami sampaikan kepada para korban dan keluarga," ucap Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan bahwa kedua pelaku baru menikah enam bulan lalu. Keduanya disebut telah terpapar radikalisme di media sosial.
Baca: Kepala BNPT: Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Terpapar Radikalisme dari Sosmed
(WIL)