Pengumuman ini menjadi pukulan terbaru bagi manufaktur pesawat asal Amerika Serikat (AS) itu, setelah dua kecelakaan mematikan di Indonesia dan Ethiopia.
Maskapai nasional Australia, Qantas, menjadi maskapai terbaru yang melarang salah satu pesawatnya mengudara. Mereka juga mengakatan akan segera memeriksa 32 pesawat lain, tetapi menegaskan penumpang tidak perlu takut.
Pengumuman oleh Qantas datang setelah pihak berwenang di Seoul mengatakan sembilan dari pesawat itu mendarat di Korea Selatan pada awal Oktober, termasuk lima yang dioperasikan oleh Korean Air.
Boeing sebelumnya melaporkan masalah dengan bagian ‘pickle fork’. Ini adalah bagian yang membantu mengikat sayap ke badan pesawat.
Hal ini mendorong regulator AS untuk awal bulan ini memerintahkan inspeksi langsung terhadap pesawat yang sangat banyak digunakan oleh maskapai di dunia.
Setelah pengumuman Qantas, seorang Juru Bicara Boeing pada Kamis mengatakan kepada AFP di Sydney, “kurang dari lima persen dari 1.000 pesawat yang terdeteksi retak dan diharuskan untuk diperbaiki”.
Juru bicara itu tidak memberikan angka pasti, meskipun lima persen sama dengan 50 pesawat dari 1.000 yang diperiksa. Boeing dan Qantas menekankan bahwa para pengguna pesawat tidak perlu khawatir.
"Kami tidak akan pernah mengoperasikan pesawat terbang kecuali jika benar-benar aman untuk melakukannya," kata kepala teknik Qantas, Chris Snook.
Tetapi penemuan ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa skala masalah 737 NG mungkin telah diremehkan. Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) awalnya memerintahkan pemeriksaan langsung pesawat Boeing 737NG yang telah terbang lebih dari 30.000 kali.
Tapi Qantas mengatakan telah menemukan kesalahan pada pesawat yang lebih ringan daripada yang dipilih untuk pemeriksaan awal. Ini tercatat kurang dari 27.000 penerbangan.
"Pesawat ini telah dihapus dari layanan untuk perbaikan," kata Qantas dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pihaknya telah mempercepat pemeriksaan 32 pesawat 737NG lainnya yang akan selesai pada Jumat.
Maskapai ini mengatakan umumnya menggunakan pesawat pada rute domestik, terbang terutama antara kota-kota besar serta perjalanan jarak pendek ke Selandia Baru.
(FJR)