Selama penyebaran covid-19 menjadi pandemi, ia memilih berada di rumah saja. Aktivitas bermusik di luar rumah pun dihentikan untuk sementara waktu.
"Sejauh ini sih memang sejujurnya selama pandemi enggak begitu banyak ide yang kelihatan," ujar Danilla kepada Medcom.id, Selasa, 1 Desember 2020.
"Tapi kalaupun ada, kayak kemarin baru rilis single Fevercoaster, itu memang caranya kita untuk berkarya itu pun virtual," tambahnya.
Proses pengerjaan pembuatan singel lagu di tengah pandemi bukanlah hal yang mudah dilakukan. Pemantapan ide hingga dikemas menjadi sebuah lagu butuh proses yang tak sama dengan sebelum terjadinya pandemi.
"Misalnya ngirim-ngirim data, lalu nanti siapa yang isi keyboard, kalau sudah isi keyboard dikirim lagi ke drummernya. Karena kan kita semua harus update, harus main musik," jelasnya.
Selain itu, komunikasi antar anggota tim harus berjalan lancar meskipun tidak bertatap muka secara fisik. Pemanfaatan media digital pun menjadi
Sama mengandalkan grup Whatsapp untuk tidak diam-diam saja. Penting komunikasi.
"Inkubasinya mungkin yang lama. Karena kalau dari aku pribadi kalau untuk terus-terusan ada di rumah aku pribadi tidak begitu banyak mendapatkan inspirasi. Tapi kalau sudah bertemu sama anak-anak, itu mulai kebuka satu-satu," akunya.
Akan tetapi, Danilla mengambil sisi positif dari apa yang terjadi selama pandemi covid-19. Meskipun proses rekaman menjadi berbeda dari biasanya, namun tidak rumit.
Waktu yang dipakai untuk membuat satu karya lagu pun kurang dari sebulan. Sedangkan biasanya, menghabiskan lebih dari satu bulan, yang diiringi dengan canda tawa di studio rekaman.
"Karena kita kirim pakai data segala macam, jadi anak-anak juga lebih santai karena mereka akan take instrumennya itu ada yang di rumah, ada juga yang di studio gitu, kayak terserah deh mau bagaimana," paparnya.
(ELG)