Total terdapat delapan lagu dalam album ini, yaitu "Memori" (ciptaan Oddie Agam, dipopulerkan Ruth Sahanaya), "Bukan Cinta Biasa" (ciptaan Bebi Romeo, dipopulerkan Afgan), "Alamat Palsu" (ciptaan Dadan Ind, dipopulerkan Ayu Ting Ting), "Pelangi di Matamu" (ciptaan Azis MS, dipopulerkan Jamrud), "Firasat" (ciptaan Dewi Dee Lestari, dipopulerkan Marcell), "Di Dadaku Ada Kamu" (ciptaan Dodo Zakaria, dipopulerkan oleh Vina Panduwinata), "Kala Sang Surya Tengelam" (ciptaan Guruh Sukarnoputra, dipopulerkan oleh Chrisye), dan "Menghitung Hari" (diciptakan Melly Goeslaw, dipopulerkan oleh Krisdayanti).
Dalam keterangan pers, Erwin menjelaskan bahwa pemilihan lagu-lagu itu lantaran melodinya sudah tidak asing lagi. Hal itu penting dalam sebuah album orkestra instrumental.
"Dalam sebuah karya instrumentalia, melodi adalah unsur penting, harus dapat bercerita karena tidak ada lirik," tukas Erwin.
Selain itu, album ini disebut Erwin lahir dari rasa hormatnya pada pencipta lagu Indonesia yang mampu melahirkan lagu-lagu hebat dan melodi yang abadi.
Orkestra pada album ini dimainkan oleh 60 musisi dari Synchron Stage Orchestra, Wina, Austria. Synchron Stage Vienna sendiri merupakan studio yang biasa merekam proyek-proyek musik dan scoring film dunia. Termasuk biasa digunakan komponis top Hans Zimmer.
Proses rekaman dilakukan sebelum pandemi, yaitu pada 2018-2019. Dibantu langsung oleh konduktor tetap Synchron Stage Orchestra, Johannes Vogel, serta concertmaster Dimitrie J. Leivici dan Marina Dimitrova yang pernah terlibat dalam produksi berbagai film box-office Hollywood.
Sementara proses mixing dikerjakan oleh Eko Sulistyo di Jakarta, dan proses mastering dikerjakan oleh Simon Gibson, teknisi suara ternama dari Abbey Road Studio, London, Ingris.
(ASA)