RAT memiliki akurasi yang jauh lebih rendah daripada tes PCR, tetapi masih merupakan alat deteksi penting berkat aksesibilitasnya.
“Sebagian besar mungkin memiliki sensitivitas berkisar 75 persen,” ujar Dr Michael Lydeamore, pemodel penyakit menular di Monash University. Dengan begitu, jika kamu memiliki covid-19, maka ada peluang 75 persen untuk dites positif.
Namun begitu, mengutip dari the Guardian, Lydeamore mengatakan bahwa sensitivitas tes yang lebih rendah tidak terlalu perlu dikhawatirkan. Dengan menghindari beberapa kesalahan umum dan mengikuti beberapa tips penting, kita bisa mendapatkan yang terbaik dari RAT.

(Ahli Dr Michael Lydeamore mengatakan jika memiliki RAT negatif dan memiliki gejala (di tubuh kamu), dan kamu benar-benar berpikir itu negatif palsu, maka rekomendasinya adalah pergi dan mendapatkan PCR. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Ada banyak tes berbeda di pasaran, tetapi tidak semua RAT dibuat sama. Alexandra Martiniuk, ahli epidemiologi di University of Sydney, merekomendasikan hanya menggunakan tes yang disetujui oleh Therapeutic Goods Administration (TGA).
Saat ini, TGA mendukung tiga jenis tes: usap hidung, air liur, dan cairan mulut. Ia menyarankan untuk fokus pada tes dengan peringkat "sensitivitas sangat tinggi" cenderung usap hidung, tetapi beberapa tes air liur juga memiliki peringkat tinggi.
Bila hasil RAT negatif, namun kamu yakin terinfeksi covid-19 atau memiliki gejala, hal terbaik yang harus dilakukan adalah melakukan tes lagi. Melakukan beberapa tes akan meningkatkan peluang untuk mendapatkan hasil yang benar.
Ingat, masa inkubasi Omicron berkisar dua hingga empat hari. Jadi melakukan tes pada hari kontak dapat menghasilkan tes negatif meskipun terjadi infeksi.
“Jika memiliki RAT negatif dan memiliki gejala (di tubuh kamu), dan kamu benar-benar berpikir itu negatif palsu, maka rekomendasi saya adalah pergi dan mendapatkan PCR,” imbuh Lydeamore.
(TIN)