Menurut dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus CEO Klinik Pramudia, hingga saat ini belum terdapat data epidemiologi yang akurat untuk penyakit Moluskum Kontagiosum.
"Ada penelitian yang menyatakan insiden MK sebesar 1200-1400 kasus per 100 ribu penduduk per tahun di seluruh dunia," ujar dr. Anthony dalam acara Virtual Media Briefing pada Rabu, 4 November 2020.
“Penularan MK terjadi karena kontak langsung pada kulit yang erat dan berulang (seksual maupun non-seksual) serta autoinokulasi pada garukan. Pencegahan terbaik adalah enghindarisumber penularan melalui deteksi dini penderita MK, baik pada anak maupun dewasa," ujar dr. Anthony.
Sementara untuk masa inkubasi MK antara dua sampai enam bulan. Namun, deteksi dini MK tidaklah mudah.
Tanda-tanda MK
Selain jarang terasa gatal atau hanya gatal ringan, pada umumnya MK tidak memiliki rasa gatal ataupun nyeri. Bentuk klinis dari gejala MK di kulit hampir menyerupai jerawat dan cepat menjadi banyak.
Pada anak, MK sering ditemukan di dada, punggung, kaki, tangan, daerah lipatan dan wajah. Sedangkan pada orang dewasa ditemukan pada genital dan area sekitarnya.
Menurut dr. Anthony, MK dapat diobati. Sehingga butuh kesadaran masyarakat untuk mau memperhatikan dan memeriksakan penyakit ini sedini mungkin sebelum menyebar.
Bila diobati dengan benar dan tidak terjadi kontak ulang terhadap sumber penularan, jarang terjadi kekambuhan pada MK.
Terdapat beberapa modalitas pengobatan untuk MK. Namun pada dasarnya, cara pengobatan MK pada anak hampir sama dengan dewasa. Hanya saja pada pelaksanaannya, pengobatan pada anak jauh lebih sulit daripada orang dewasa.
(FIR)