Mendapatkan vaksin Covid-19 juga dapat membantu anak tetap bersekolah dan lebih aman memiliki teman bermain dan berpartisipasi dalam olahraga dan kegiatan kelompok lainnya. Dan salah satu vaksinasi yang diberikan adalah Pfizer-BioNTech.
Efek samping Pfizer-BioNTech
Anak-anak yang diberi vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 memiliki efek samping yang serupa dengan yang dialami oleh orang berusia 16 tahun ke atas. Efek samping yang paling sering dilaporkan sebagaimana dinukil dari Mayo Clinic, meliputi:- Sakit di mana suntikan itu diberikan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Panas dingin
- Nyeri otot
- Demam
- Nyeri sendi
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Mual
- Nafsu makan berkurang
Seperti pada dewasa, anak-anak juga dapat merasakan efek yang berbeda-beda dari vaksin covid-19 seperti demam, ngantuk dan nyeri di bekas suntikan. Durasinya pun tidak sama, ada yang sejak hari-H atau H+1 penyuntikan hingga dua hingga tiga hari ke depan.
Selain gejala umum, ada pula gejala yang harus diwaspadai, antara lain:
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Perasaan memiliki jantung yang berdetak cepat, atau berdebar-debar
Bila anak memiliki gejala-gejala ini dalam waktu seminggu setelah mendapatkan vaksin Covid-19, segera periksakan ke rumah sakit.
Bisakah mengalami efek jangka panjang?
Siapa pun yang pernah menderita Covid-19 dapat mengembangkan kondisi pasca-Covid-19. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan Covid-19 ringan dan berat telah mengalami gejala jangka panjang.
Gejala yang paling umum pada anak-anak:
- Kelelahan atau keletihan
- Sakit kepala
- Sulit tidur
- Sulit berkonsentrasi
- Nyeri otot dan sendi
- Batuk
Gejala-gejala ini dapat memengaruhi kemampuan anak untuk bersekolah atau melakukan aktivitasnya yang biasa. Bila anak mengalami gejala jangka panjang, pertimbangkan untuk berbicara dengan wali kelas anak tentang kebutuhannya.
Sebagai langkah antisipasinya, orang tua diingatkan harus selalu terbuka kepada tim vaksinator Covid-19 mengenai kondisi kesehatan anak-anaknya. Sangat baik bila berkas riwayat kesehatan anak dibawa serta dan berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter yang selama ini menangani anak. Dok. Medcom.id
(KHL)
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?