Pada 1929, lembaga Eijkman meraih Nobel atas penemuan hubungan kekurangan vitamin B1 dengan penyakit beri-beri. Eijkman telah banyak berkiprah dalam dunia penelitian biomolekuler di Indonesia. Perannya dalam melakukan penelitian terus berlanjut, bahkan sampai saat ini telah banyak bekerja sama dengan lembaga internasional.
Selama pandemi covid-19, Eijkman juga banyak memberikan sumbangsih pada penanganan penyakit covid-19, seperti melakukan whole genome sequencing dan meneliti plasma konvalesen untuk penyembuhan covid-19. Saat ini Eijkman mulai melakukan penggabungan dengan BRIN. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penyelenggaraan instruksi presiden untuk penggabungan lembaga riset di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional. Dok: Media Indonesia (IMR)
(KHL)
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?