Sebanyak 75 persen dari jumlah itu atau 3,3 juta lapangan kerja itu berasal dari tenaga kerja perempuan.
 
"Ada penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru kalau misalnya ini bisa kita laksanakan dengan baik, 75 persen dari total pekerjaan merupakan tenaga kerja perempuan," kata Medrizal dalam webinar "Transisi Ekonomi Hijau", dilansir Antara, Kamis, 6 Januari 2022.
Selain penciptaan lapangan kerja, investasi hijau dalam ekonomi sirkular juga dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga sekitar Rp593 triliun sampai Rp638 triliun di 2030.
"Dari hasil kajian yang sudah kami buat, ternyata sirkular ekonomi bila diterapkan kontribusi PDB ini sangat-sangat besar, hampir Rp600 triliun rata-rata," ujar Medrilzam.
Ekonomi sirkular juga dikatakan akan mengurangi limbah sebesar 18 persen sampai 52 persen dibandingkan business as usual pada 2030 sehingga berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 126 juta ton karbon dioksida.
"Juga tentunya karena dia sirkular ini bisa mengurangi timbulan limbah cukup besar bila dibandingkan dengan business as usual. Secara otomatis emisi pun bisa kita turunkan," tuturnya.
Menurut Medrilzam, seluruh proyeksi tersebut bukan hanya mimpi belaka karena terdapat beberapa negara maju yang menerapkan pola ekonomi sirkular, dan telah mendapatkan hasilnya.
"Ini kesannya memang seperti mimpi, tapi di luar negeri ini sudah mulai mengarah ke sana. Bahkan sudah ada beberapa negara mulai men-declare hampir sebagian besar produk-produknya dihasilkan dari proses sirkular ekonomi," pungkas Medrilzam.
(AHL)