"Nanti setiap impor kita tunggu rekomendasi dari Kementerian Perindustrian. Jadi, kita koordinasi lah, supaya terkendali masalah stok juga nantinya," kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Februari 2020.
Agus memastikan impor gula disesuaikan kebutuhan. Ini penting agar gula impor tak merusak harga pasar.
"Semua itu kan berdasarkan rapat koordinasi terbatas (Rakortas), jadi sesuai Rakortas ya kita keluarkan. Tidak serta merta kita keluarkan. Karena harus ada koordinasi dengan kementerian lain supaya akurasinya tepat sasaran," ujar dia.
.jpg)
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. Foto: Medcom.id/Desi Angriani
Sebelumnya, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi mengusulkan impor gula kristal putih (GKP) 200 ribu ton. Jumlah tersebut cukup agar stabilitas harga gula terjaga hingga perayaan Idulfitri 2020.
"Ya panen tebu kan setelah lebaran, jadi kami mengusulkan untuk mendapat penugasan importasi gula," ujar Tri.
Pihak Bulog masih menantikan penugasan resmi dari Kemendag merealisasi impor gula. Beberapa negara yang memiliki kelebihan stok GKP saat ini telah dipantau agar proses bisa dilakukan dalam tempo satu bulan.
"Artinya gini, banyak pihak yang minta kalau Bulog harus punya stok. Kita sampaikan itu ke Rakor bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga," ungkap Tri.
(REN)