Menurut Darmin, ritel modern bisa menyediakan tempat khusus bagi pelaku UMKM atau pedagang tradisional. Apalagi industri UMKM menyediakan barang yang lebih murah sehingga dapat mengurangi biaya yang dibutuhkan ritel modern dalam menyediakan kebutuhan yang akan dijualnya.
"Ritel modern bisa mendapatkan barang yang jauh lebih murah karena membeli dalam jumlah besar dan jangka waktu yang panjang. Tidak apa-apa mengurangi pendapatan untuk menyediakan tempat kulakan bagi ritel tradisional," ujarnya, di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 4 Oktober 2017.
Meski begitu, Darmin mengakui jika selama ini para pelaku UMKM kesulitan untuk memasarkan produknya ke ritel modern. Salah satu yang dikeluhkan adalah dibutuhkannya biaya bagi pelaku UMKM untuk ikut memasok produknya melalui ritel modern.
"Ini keluhan dari UMKM, kalau barang masuk ke ritel modern bayarnya mahal. Soal ini harus ada aturan main, kalau tidak nanti UMKM kita tidak bisa apa-apa," jelas dia.
Dirinya menambahkan, peritel di Indonesia bisa mencontoh kolaborasi ritel moderen dan tradisional seperti yang dilakukan di India. Bahkan dengan sinergi tersebut ketersediaan barang bagi masyarakat dapat terpenuhi tanpa biaya yang mahal.
Dengan pertumbuhan bisnis ritel moderen yang berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terkahir, memang dibutuhkan aturan yang pas. Agar baik ritel modern maupun tradisional bisa sama-sama menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
(ABD)