"Untuk ibu kota baru, pasti PT SMI akan terlibat. Saya pastikan. Sebab, kami institusi yang berkomitmen mendorong pembiayaan infrastruktur yang mengurangi ketergantungan APBN, yang tentunya menggunakan skema creative financing," ujar Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad, di Kepulauan Seribu, Kamis, 10 Oktober 2019.
Edwin menuturkan, karena pembangunan proyek dimulai dari nol, maka butuh persiapan yang matang dan jelas seperti mana proyek yang dikerjakan badan usaha, baik swasta maupun BUMN, dan mana proyek yang menggunakan APBN. Saat ini, PT SMI masih memonitor perkembangan rencana pembangunan.
"Kami sekarang memonitor perkembangannya karena tahap perencanaan akan didetailkan ketika sudah dijabarkan bentuknya. Tidak semua infrastruktur sesuai dengan kota tersebut, ada yang mengikuti kewenangan pusat seperti air bersih, air minum, dan transportasi," paparnya.
Adapun PT SMI, kata Edwin, sudah membiayai proyek infrastruktur di Kabupaten Penajam Paser Utara sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai ibu kota baru. "Yang jelas kabupaten terdekat dengan daerah ibu kota baru kami memberikan pembiayaan pembangunan jalan dan rumah sakit, nilainya Rp346 miliar, itu kita laksanakan pada 2017," tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki mengatakan ibu kota negara baru akan ditempati generasi muda sehingga harus dirancang sebagai kota smart metropolis. Konsep Smart Metropolis diwujudkan sebagai kota yang sehat, efisien, produktif, dan membahagiakan warganya.
Hal itu tentunya lewat penataan bangunan dan lingkungan yang compact dan inklusif serta moda transportasi publik yang terintegrasi. Selain dirancang menjadi kota cerdas, desain IKN baru juga harus mencerminkan identitas bangsa yang diterjemahkan dalam urban design secara filosofis dari pilar-pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
(ABD)