Menteri yang akrab disapa Ani itu mengungkapkan kejengkelannya pada petinggi-petinggi yang 'menodong' uang saat bertemu dengannya.
"Saya ke mana saja semua tentang uang. Ke RS jenguk bayi, semua direkturnya datang, mereka bilang anggaran BPJS belum bayar utang, 'fasilitas kesehatannya dilengkapi dong bu'. Yah, itulah menkeu, makanya menkeu harusnya di kamar saja," seloroh Ani yang disambut tawa mahasiswa.
Sebagai Menkeu Ani juga mengaku sudah sangat familiar dengan kata 'penting'. Dia bilang, banyak pihak mengklaim kebutuhannya penting sehingga meminta diutamakan.
"Ada yang minta senjata kita bagus. Polisi minta gajinya dinaikkan. Yeah, everybody says penting. Padahal semuanya juga penting, sosial penting, kesehatan penting, apalagi ada Mas Nadiem sekarang, penting banget. PUPR penting, Pak Prabowo penting banget, jadi semua orang itu bilang penting. Kalau saya sudah tidak terlalu sensitif lagi dengan kata penting, karena semua penting," ungkapnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, sebagai Menkeu dirinya harus menjaga kesehatan dan kredibilitas fiskal. Dia bilang, ada banyak tujuan politik yang dimasukan ke dalam instrumen fiskal.
"Contohnya apa yang dilakukan pemerintah saat ini untuk meningkatkan kualitas SDM, itu merupakan political commitment, salah satunya melalui pendidikan. Makanya itu masuk konstitusi bahwa 20 persen APBN harus ada untuk pendidikan," pungkasnya.
(AHL)