Jakarta: Lembaga pemeringkat Fitch menilai pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut didukung kinerja sektor jasa yang membaik dan ekspor yang kuat. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi mencapai 5,6 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan tumbuh 5,6 persen dan meningkat menjadi 5,8 persen pada 2023," tulis laporan Fitch, Rabu, 29 Juni 2022.
Pada sisi eksternal, Fitch memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat defisit yang rendah yaitu sebesar 0,4 persen dari PDB pada 2022 dan meningkat menjadi satu persen dari PDB pada 2023.
Terkait perkembangan harga, Fitch melihat adanya risiko kenaikan tekanan, meski meyakini inflasi masih akan tetap terjaga dalam kisaran sasaran tiga sampai dengan empat persen.
Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,8 persen pada 2024, didukung oleh dampak positif dari implementasi UU Cipta Kerja terhadap kenaikan investasi, serta komitmen pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut.
Pada sisi fiskal, Fitch melihat komitmen dari pemerintah untuk menurunkan defisit fiskal menjadi di bawah tiga persen pada 2023 akan tercapai. Proyeksi defisit fiskal 2022 diperkirakan turun menjadi 4,3 persen dari PDB, dibandingkan defisit fiskal pada 2021 sebesar 4,6 persen dari PDB.
Di tengah harga komoditas global yang meningkat, pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi yang lebih tinggi untuk menjaga daya beli masyarakat. Namun demikian, kenaikan subsidi tersebut disertai oleh peningkatan penerimaan yang ditopang oleh harga komoditas yang tinggi.
Dengan perkembangan tersebut, Fitch memperkirakan utang pemerintah akan menurun secara bertahap dari level 44,2 persen dari PDB pada 2022. Level utang ini jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama yaitu 55,9 persen dari PDB.
Selain itu, ketergantungan Indonesia atas pembiayaan eksternal juga lebih rendah yang diindikasikan oleh kepemilikan investor asing atas surat berharga pemerintah dalam rupiah yang menurun.
Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada 28 Juni 2022. Fitch sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook Stabil pada 22 November 2021.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan tumbuh 5,6 persen dan meningkat menjadi 5,8 persen pada 2023," tulis laporan Fitch, Rabu, 29 Juni 2022.
Pada sisi eksternal, Fitch memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat defisit yang rendah yaitu sebesar 0,4 persen dari PDB pada 2022 dan meningkat menjadi satu persen dari PDB pada 2023.
Terkait perkembangan harga, Fitch melihat adanya risiko kenaikan tekanan, meski meyakini inflasi masih akan tetap terjaga dalam kisaran sasaran tiga sampai dengan empat persen.
Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,8 persen pada 2024, didukung oleh dampak positif dari implementasi UU Cipta Kerja terhadap kenaikan investasi, serta komitmen pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut.
Pada sisi fiskal, Fitch melihat komitmen dari pemerintah untuk menurunkan defisit fiskal menjadi di bawah tiga persen pada 2023 akan tercapai. Proyeksi defisit fiskal 2022 diperkirakan turun menjadi 4,3 persen dari PDB, dibandingkan defisit fiskal pada 2021 sebesar 4,6 persen dari PDB.
Baca juga: BI: Lembaga Internasional Semakin Percaya terhadap Prospek Ekonomi RI |
Di tengah harga komoditas global yang meningkat, pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi yang lebih tinggi untuk menjaga daya beli masyarakat. Namun demikian, kenaikan subsidi tersebut disertai oleh peningkatan penerimaan yang ditopang oleh harga komoditas yang tinggi.
Dengan perkembangan tersebut, Fitch memperkirakan utang pemerintah akan menurun secara bertahap dari level 44,2 persen dari PDB pada 2022. Level utang ini jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama yaitu 55,9 persen dari PDB.
Selain itu, ketergantungan Indonesia atas pembiayaan eksternal juga lebih rendah yang diindikasikan oleh kepemilikan investor asing atas surat berharga pemerintah dalam rupiah yang menurun.
Fitch kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada 28 Juni 2022. Fitch sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB dengan outlook Stabil pada 22 November 2021.
(HUS)