Kepala Tim IMF Thomas Helbling mengatakan Indonesia merespons pandemi covid-19 dengan paket kebijakan yang berani, komprehensif, dan terkoordinasi. Intervensi kebijakan yang tepat membantu menjaga stabilitas keuangan makro dan eksternal melalui periode tekanan pasar global.
"Prospeknya positif. Membangun pemulihan ekonomi pada paruh kedua 2020, PDB riil diproyeksikan meningkat sebesar 4,8 persen pada 2021 dan enam persen pada 2022," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 8 Januari 2021.
Ia menambahkan pemulihan ekonomi Indonesia juga didukung oleh langkah-langkah kebijakan yang kuat, termasuk rencana distribusi vaksin covid-19 serta peningkatan ekonomi global dan kondisi keuangan. Meskipun tetap ada ketidakpastian prospek pertumbuhan yang lebih besar dari biasanya.
"Vaksinasi awal yang meluas adalah risiko kenaikan, sementara penundaan dapat menyebabkan pandemi yang lebih berlarut-larut, risiko penurunan. Dampak keuangan makro dari pandemi dan kemerosotan ekonomi bisa lebih besar dari yang diperkirakan, dan kondisi kredit bisa lambat untuk diperbaiki," ungkapnya.
Untuk mengamankan pemulihan yang sedang berlangsung, Helbling menyebut dukungan kebijakan yang memadai akan sangat penting. Ia pun menyambut baik bauran kebijakan ekonomi makro yang akomodatif ydi 2021.
Sementara untuk jangka menengah, pemulihan kerangka kebijakan ekonomi makro seperti penangguhan defisit anggaran tiga persen dari PDB tepat dan keputusan itu akan memperkuat rekam jejak kebijakan yang prudent di Indonesia.
"Strategi fiskal terperinci yang didukung oleh langkah-langkah peningkatan pendapatan akan membantu dalam mengelola tindakan penyeimbangan. Pengaturan kebijakan fiskal yang direncanakan untuk 2021 akan membantu mendorong pemulihan," pungkas dia.
(Des)