"Demand investor pada lelang kali ini terlihat sangat solid tercermin dari bids yang masuk sebesar Rp39,42 triliun atau meningkat 50 persen dibanding lelang sebelumnya," ujar Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan melalui keterangannya, Rabu, 25 Mei 2022.
Tujuh SUN yang dilelang:
- SPN03220825 (new issuance)
- SPN12230526 (new issuance)
- FR0090 (reopening)
- FR0091 (reopening)
- FR0093 (reopening)
- FR0092 (reopening)
- FR0089 (reopening)
Berikut indikator positif ekonomi domestik:
- neraca perdagangan mencatatkan surplus tertinggi sepanjang sejarah pada April sebesar USD7,56 miliar
- current account tercatat surplus USD0,22 miliar
- cadangan devisa pada akhir Maret mencapai USD139,1 miliar atau setara pembiayaan 7 bulan impor
Preferensi investor untuk obligasi negara pada lelang hari ini yaitu masih pada dua seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun yang mencapai 52,16 persen dari total incoming bids dan 65,0 persen dari total awarded bids.
Selain itu incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu sebesar Rp12,57 triliun. Sementara itu, partisipasi investor asing meningkat Rp4,25 triliun dibanding lelang sebelumnya.
Mayoritas pada tenor 10 dan 15 tahun, dengan total penawaran masuk mencapai Rp5,58 triliun atau 14,15 persen dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp4,08 triliun atau 73,06 persen dari total incoming bids investor asing.
"Secara umum, level WAY lelang SUN hari ini untuk seri Obligasi Negara turun sebesar 11 s.d. 37 bps dibandingkan lelang sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan kondisi pasar dan tren penurunan tingkat imbal hasil di pasar domestik beberapa hari terakhir," terang Deni.
Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, maka pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp20,0 triliun.
Selain itu incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu sebesar Rp12,57 triliun. Sementara itu, partisipasi investor asing meningkat Rp4,25 triliun dibanding lelang sebelumnya.
Mayoritas pada tenor 10 dan 15 tahun, dengan total penawaran masuk mencapai Rp5,58 triliun atau 14,15 persen dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp4,08 triliun atau 73,06 persen dari total incoming bids investor asing.
"Secara umum, level WAY lelang SUN hari ini untuk seri Obligasi Negara turun sebesar 11 s.d. 37 bps dibandingkan lelang sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan kondisi pasar dan tren penurunan tingkat imbal hasil di pasar domestik beberapa hari terakhir," terang Deni.
Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022, maka pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp20,0 triliun.
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 7 Juni 2022.
"Pemerintah optimis kondisi pasar ke depan akan lebih kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN," pungkas Deni.
"Pemerintah optimis kondisi pasar ke depan akan lebih kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN," pungkas Deni.
(Des)