Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan inflasi terjadi karena pada Desember 2020 perkembangan harga konsumen mencatat inflasi sebesar 0,45 persen. Inflasi ini dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa komoditas.
"Inflasi Desember 2020 banyak dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas antara lain cabai merah, telur ayam, ayam ras, cabai rawit dan tarif angkutan udara," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin, 4 Januari 2021.
Dari 90 kota IHK yang disurvei oleh BPS, tercatat ada 87 kota yang mengalami inflasi sedangkan tiga kota lainnya mencatat deflasi. Ia menambahkan, inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1,87 persen.
"Utamanya disebabkan oleh kenaikan harga cabai merah dengan andil 0,64 persen. Kemudian cabai rawit dengan andil 0,38 persen," jelas dia.
Adapun untuk inflasi terendah tercatat di Tanjung Selor sebesar 0,05 persen. Sementara untuk deflasi, yang tertinggi terjadi di Luwuk sebesar minus 0,26 persen dan yang terendah ada di Ambon yaitu sebesar minus 0,07 persen.
"Beberapa kota IHK juga mengalami deflasi di antaranya yang tertinggi di Luwuk sebesar minus 0,26 persen. Utamanya untuk deflasi di Luwuk adalah andil cabai merah sebesar 0,1 persen, kemudian angkutan udara 0,09 persen," pungkasnya.
(SAW)