Ia menjelaskan sisa anggaran dari program PEN ini akan masuk dalam sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA). Artinya sebagian dari sisa anggaran yang tidak terealisasi itu bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan anggaran pada tahun ini.
"Kalau kita melihat seluruh program kita, program PEN terealisir Rp579,8 triliun atau 83,4 persen. Masih ada SILPA Rp50,94 triliun dan di-earmark di 2021," katanya dalam video conference di Jakarta, Rabu, 6 Januari 2021.
Sri Mulyani merinci sebesar Rp47,07 triliun sisa anggaran akan digunakan untuk pendanaan vaksin tahun ini. Sedangkan sebesar Rp3,87 triliun lainnya akan dimanfaatkan sebagai tambahan anggaran untuk dukungan UMKM.
Adapun sisa anggaran sebesar Rp64,48 triliun dari program PEN 2020 yang tidak bisa terealisasi dihitung sebagai penerimaan pajak. Pasalnya dalam program insentif usaha ada insentif berupa pajak yang ditanggung oleh pemerintah.
Sementara itu, realisasi program PEN 2020 terdiri dari kesehatan adalah Rp63,51 triliun dari pagu Rp99,5 triliun. Kemudian untuk perlindungan sosial, realisasinya tercatat merupakan yang paling besar mencapai Rp220,39 triliun dari pagu sebesar Rp230,21 triliun.
Lalu untuk realisasi sektoral kementerian/lembaga dan pemerintah daerah sebesar Rp66,59 triliun, dukungan UMKM sebesar Rp112,44 triliun, pembiayaan korporasi sebesar Rp60,73 triliun, serta insentif usaha sebesar Rp56,12 triliun.
(Des)