Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat dalam forum 'The 2nd G20 Finance & Central Bank Ministers’ Meeting' secara virtual Rabu, 7 April 2021. Menurutnya, vaksin merupakan barang publik sehingga semua negara harus mendapatkan akses yang sama.
"Karena itu, G20 harus menggarisbawahi pentingnya upaya kolektif kita untuk memfasilitasi akses yang adil dan cepat terhadap vaksin covid-19 yang aman, efektif, dan terjangkau untuk semua. Kami tentu menyambut baik upaya global ke arah ini," kata Sri Mulyani.
Ia khawatir jika komitmen pada penyediaan vaksin tidak dipenuhi akan berisiko merusak kepercayaan global. Untuk itu, anggota G20 perlu menggarisbawahi bahwa pandemi dapat berakhir jika semua negara berhasil mengatasinya.
Pada kesempatan itu, Sri Mulyani menuturkan bahwa Indonesia melakukan beberapa kebijakan dan stimulus agar sektor yang sempat terpukul karena pandemi covid-19 dapat kembali bangkit. Namun hingga kini permintaan masyarakat masih cenderung rendah.
Karenanya, Indonesia tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan fiskal yang signifikan bagi perekonomian tahun ini dengan menerapkan kebijakan defisit anggaran sebesar 5,7 persen. Seluruh kebijakan yang diambil pemerintah bertujuan untuk menjaga momentum pertumbuhan yang sudah muncul.
"Kami memahami bahwa memulihkan kepercayaan sektor swasta itu sangat penting. Pendekatan yang fleksibel untuk memfasilitasi pemulihan bisnis juga sangat penting. Kami terus memberikan dukungan agar kepercayaan itu dapat terbangun," pungkasnya.
(Des)